Minggu, 15 Februari 2015

JEMBATAN KOTA INTAN

Jembatan Kota Intan, Saksi Keberadaan Kastil Batavia







Anda mungkin sering melewati Kawasan Kota Tua dan melihat sebuah jembatan berwarna merah membentang di atas Kali Besar, yang dikenal sebagai Jembatan Kota Intan. Jembatan tersebut dibangun pada tahun 1628, dengan nama Engelse Brug (Jembatan Inggris), karena dibuat untuk menghubungkan antara kastil Belanda (VOC) dan kastil Inggris (EIC) yang wilayahnya dipisahkan oleh Kali Besar. Tahun 1629, jembatan ini rusak akibat serangan Sultan Agung ke Batavia pada tahun 1629. Baru 26 tahun kemudian jembatan ini diperbaiki, dan diberi nama Het Middelpunt Brug atau Jembatan Pusat. Namun masyarakat lebih mengenalnya sebagai Hoender Pasar Brug (Jembatan Pasar Ayam), karena di tempat ini sering dilakukan transaksi jual beli ayam. Tahun 1938, jembatan ini diperbaiki kembali dan diberi nama Ophaalsburg Juliana (Jembatan Ratu Juliana).

Di masa kemerdekaan, jembatan ini diberi nama resmi Jembatan Kota Intan, karena di kawasan ini pernah berdiri bastion (menara pertahanan) Kastil Batavia yang bernama diamant (intan). Bastion ini adalah salah satu dari 4 bastion Kastil Batavia, masing-masing bernama diamant (intan), robijn (batu delima), de parel (mutiara), dan safier (batu nilam). Kala itu Kastil Batavia merupakan pusat kegiatan dagang VOC di Asia, dan menjadi cikal bakal Kota Batavia Lama. Saat ini tidak terdapat lagi sisa bangunan kastil tersebut, karena sudah dimusnahkan Gubernur Jendral Daendels saat memindahkan pusat pemerintahan kolonial Belanda ke Weltevreden (sekarang wilayah sekitar Monas) di tahun 1808, sehingga jembatan ini menjadi satu-satunya saksi keberadaan kastil tersebut di masa lalu.

Jembatan Kota Intan memiliki panjang 38,6 meter dengan lebar 4 meter, dan membentang di atas Kali Besar sepanjang 27,75 meter. Di masa lalu, Kali Besar merupakan bagian dari jaringan kanal yang menghubungkan pelabuhan Sunda Kelapa dengan Kota Batavia Lama, sehingga jembatan ini dilengkapi pengungkit untuk menaikkan badan jembatan setiap kali ada kapal yang akan lewat. Namun saat ini karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan, sistem pengungkit tersebut tidak dipergunakan lagi. Bagi mereka yang ingin berfoto di atas jembatan pun harus ekstra hati-hati, karena kondisi jembatan yang sudah lapuk


                                                                                              SUMBER :adiravacesofindonesia.com

Tidak ada komentar: