JEMBATAN GANTUNG SEMERU, LUMAJANG
PasruJambe adalah sebuah desa ±10 km arah barat daya kecamatan Candipuro, Lumajang , Jawa Timur atau ± 40km arah barat barat daya kota Lumajang. Sekitar perjalanan darat waktu tempuh ± 1 jam dengan perjalanan sawah dan sungai besar di sebelah kanan dan kiri perjalanan anda. Pasrujambe juga terkenal dengan komoditi buah buahan khas durian Lumajang. Begitu pula pos pemantau aktivitas Gunung Semeru berada di desa Penanggal ini tepatnya pos pantau Gunung Sawur kecamatan Candipuro, Lumajang letaknya 5km selatan desa Pasrujambe ini .
Pada awalnya Sungai Besuk Sat Gunung Semeru, Penanggal ini adalah sungai utama sumber kehidupan masyarakat penambang pasir di sekitar sungai . Aliran utama air sungai Pasrujambe berasal dari Gunung Semeru, Jawatimur, salah satu gunung tertinggi di Jawa Timur (±3676m). Hampir 70 persen penduduk di sekitar sungai terutama kaum laki laki bermata pencaharian sebagai penambang pasir, dan sebagian penduduk masih bertani.
Jembatan yang dikenal dengan Jembatan Gantung Semeru (JGS) ini menghubungkan desa Pasrujambe dan desa Penanggal. Dua desa disisi kanan dan kiri sungai besar ini yang setiap harinya mengalir aliran sungai dari Gunung Semeru. Tetapi semenjak 1 tahun terakhir terdapat kebijakan dari pemerintah daerah Lumajang untuk mengantisipasi banjir lahar dingin Gunung Semeru dan faktor keamanan dan keselamatan warga disekitar sungai maka aliran utama sungai ini sebagian dialirkan ke arah Selatan memotong lereng gunung Semeru dengan membuat bendungan besar di lereng gunung Semeru.
Jembatan Gantung Semeru ini adalah jembatan sumbangan dari seseorang berkebangsaan Swiss bernama Toni untuk pemerintah kabupaten Lumajang. Mr Toni dibantu seorang asisten ahli dari Myanmar mendatangkan keseluruhan material mulai dari kabel baja sling dan papan baja langsung dari Swiss. Kepentingan jembatan ini adalah memberikan sarana kemudahan untuk warga terutama masyarakat Penanggal dan Pasru Jambe. Karena selama ini untuk berbelanja kebutuhan pokok sehari hari warga utamanya warga desa Pasru Jambe harus menyeberang sungai Besuk Sat ini. Itupun masih terhalang besar kemungkinan adanya aliran lahar dingin yang tidak menentu kesehariannya dari lereng gunung Semeru.
Jembatan gantung sepanjang ± 96m ini dibangun sekitar pertengahan tahun 2011 dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh Toni. Sedangkan ± 200 warga Pasrujambe secara swadaya tenaga ikut mendirikan Jembatan Gantung Semeru selama 5 hari tanpa dibayar sepersen rupiah. Hebatnya lagi, proses pembuatan bentang utama jembatan gantung yang melintasi sungai Besuk Sat ini diselesaikan warga dalam kurun waktu ±4 jam saja! Luar Biasa!!! Mulai dari pemasangan kabel sling baja serta panel papan baja berukuran 200cm x 200cm. Satu kebanggaan yang patut dijaga, dilestarikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya tanpa adanya tendensi khusus kepada masyarakat. saya pribadi acungkan 2 jempol .
Sebuah semangat gotong royong warga masyarakat sungai Besuk Sat dan kepedulian tinggi seorang warga negara Swiss yang tersentuh hati nurani untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang membutuhkan adalah semangat yang patut diacungi jempol dan ditiru. Salam Inovasi
Mansyur Hasan Wahyudi (September 2011)
SUMBER : http://sembilanstudio.com/2011/09/jembatan-gantung-semeru-lumajang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar