Sabtu, 17 November 2012
Jembatan Tumbang Nusa, Aset Berharga
Penduduk sekitar akrab menyebut jembatan layang ini dengan jembatan Tumbang nusa. Karena letak keberadaan bangunan tersebut berada di wilayah desa Tumbang Nusa kecamatan Jabiren Raya.
Pembangunan jembatan layang sendiri dimulai sejak tahun 2000 hingga selesai masa pengerjaannya sendiri pada tanggal 14 Juni 2006. Jembatan ini juga diresmikan oleh presiden RI keenam Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir Agustus 2006 lalu.
Awalnya sebelum pembuatan jembatan layang, hanya ada jalur jalan aspal
yang sedikit lebih tinggi dari sisi kanan kiri jalan yang merupakan
rawa dibagian sungai Kahayan, sungai Sabangau dan sungai Kapuas. Bila
terjadi musim penghujan jalur jalan ini akan tergenang hingga tak nampak
lagi badan jalan yang akan dilalui para pengguna jalur Trans kalimantan
ini.Dengan adanya luapan air dari tiga sungai tersebut, tingginya air
bisa mencapai 1-1,5 meter bahkan lebih, dengan lamanya waktu genangan
15-30 hari kedepan. Frekuensi banjir bisa mencapai 3-4 kali dalam rentan
waktu setahun. Bangunannya sendiri menggunakan tiang pancang yang
mencapai tanah keras. Untuk biaya tak usah ditanya main milliaran
rupiah.
Dengan adanya Jembatan layang ini banyak sekali manfaatnya bagi para pelintas jalan trans-
Kalimantan yang hilir mudik. Saat banjir merendam daerah ini para pengguan jalan seperti sepeda motor, mobil diangkut dengan kapal feri (kapal penyeberangan). Kapal feri dibuat oleh masyarakat sekitar untuk menarik rupiah terhadap si pengguna jalur ini. Dengan tarif yang lumayan memberatkan, tapi mau tidak mau harus mau agar bisa sampai ke tempat yang di tuju dengan tidak memakan waktu lama dan resiko tinggi dalam perjalanan.
Rawa ini juga sering digunakan para pemancing, pemburu ikan meraih tangkapannya. Ikan-ikan di daerah rawa ini merupakan hasil dari luapan sungai saat terjadi kenaikan debit air. Hingga membawa ikan-ikan sampai pada daerah rawa Tumbang nusa.
Kalimantan yang hilir mudik. Saat banjir merendam daerah ini para pengguan jalan seperti sepeda motor, mobil diangkut dengan kapal feri (kapal penyeberangan). Kapal feri dibuat oleh masyarakat sekitar untuk menarik rupiah terhadap si pengguna jalur ini. Dengan tarif yang lumayan memberatkan, tapi mau tidak mau harus mau agar bisa sampai ke tempat yang di tuju dengan tidak memakan waktu lama dan resiko tinggi dalam perjalanan.
Rawa ini juga sering digunakan para pemancing, pemburu ikan meraih tangkapannya. Ikan-ikan di daerah rawa ini merupakan hasil dari luapan sungai saat terjadi kenaikan debit air. Hingga membawa ikan-ikan sampai pada daerah rawa Tumbang nusa.
Keadaan jembatan Tumbang nusa cukup memprihatinkan perlu perhatian
serius dari pemerintah daerah dan warga yang melintas dijalur ini.
Seperti banyak botol, plastik minuman berserakan di pinggiran jalan
jembatan yang dibuang secara sporadis dan semabarangan. Coret-coretan
tangan nakal tidak bertanggung jawab di sisi jembatan layang. Hingga
tidak begitu enak dipandang mata. Rumput liar yang sudah mulai jadi
"penghuni" tetap di sela bangunan jembatan. Kondisi penerangan lampu
jalan saat melintas di malam hari perlu diperhatikan. Pasir yang mulai
"menetap" di pinggiran jalan yang bisa saja menghambat laju kendaraan
hingga menyebabkan kecelakaan. Serta tidak adanya rambu-rambu jalan pada
jalur jembatan layang.
Harus ada peringatan kepada pengguna jalan untuk senantiasa berhati-hati
dan tidak membuang sampah ataupun merusak apa yang sudah terlihat baik
pada tempat yang semestinya. Karena berhitung dari biaya pembangunan
jembatan sendiri serta manfaatnya sungguh luar biasa. Bersumber dari
dana APBN dan APBD yang berarti uang kita pun ada didalam pembangunan
jembatan tersebut hingga sampai berdiri tegak.
Kedepannya
pembangunan jembatan layang ini akan ditambah sepanjang tiga kilometer
hingga dengan jumlah panjang 10,1 kilometer. Proses pengerjaanya sedang
berlangsung giat dan direncanakan rampung lebih awal, di tahun 2013.
Semoga saja tercapai.
SUMBER : http://yudiangoyvolume2.blogspot.com/2012/11/jembatan-tumbang-nusa-perlu-perhatian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar