MENTERI PU RESMIKAN EMBUNG PAKEL TAHAP III
Menteri
Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto meresmikan
Embung Pakel tahap III yang berlokasi
di desa Karangsari, kecamatan Semin, kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), Jumat (29/2). Selain meresmikan Embung Pakel, Menteri PU dalam
lawatan kerjanya di DIY juga meresmikan 7 infrastruktur PU bidang Sumber Daya
Air (SDA).
Kedelapan proyek infrastruktur bidang
SDA, terbagi di dua kabupaten yaitu 3 infrastruktur di kabupaten Gunung Kidul
dan 5 infrastruktur di kabupaten Sleman. Infrastruktur SDA tersebut yaitu
jaringan irigasi di daerah irigasi (D.I.) Gondang, Embung Kali Oyo kecamatan
Pakem.
Selain itu juga Dam Konsolidasi Kali
Kuning Desa Umbulmartani, Daerah Pengaman Sungai (DPS) Kali Gendol, Dam
Konsolidasi Kali Opak desa Tuguharjo, Sub Dam Penahan Sedimen Kali Boyong desa
Purwobinangun dan Dam Konsolidasi Kali Kuning desa Wedomartani, terletak di
kabupaten Sleman. Total keseluruhan biaya pembangunan 8 infrastruktur sebesar Rp
15,299
miliar.
Dalam sambutan peresmian di Embung
Pakel, Djoko Kirmanto menyerukan pentingnya pengelolan air yang baik mengingat
air telah menjadi barang komoditas yang mahal. Terlebih, ditambah terjadinya
pemanasan global akibat perubahan iklim yang dampaknya sangat luar biasa.
“Pengelolaan air yang sangat baik
merupakan keharusan kita semua. Tidak ada mahkluk yang bisa hidup tanpa air.
Kedepan, mempertahankan keberadaan air akan semakin sulit dan semakin mahal, “
ujar Djoko Kirmanto.
Selain
berfungsi untuk menahan air, embung pakel juga berfungsi sebagai media
konservasi lingkungan. “ Begitu ada hujan, airnya kita tampung, kita simpan di
embung ini sehingga tidak lari ke sungai atau laut. Suatu saat bisa kita gunakan
untuk irigasi dan juga untuk budidaya ikan, “ jelas Menteri PU.
Lebih lanjut, Djoko Kirmanto
mengharapkan agar pemerintah daerah selalu mendorong dan menggalakkan kegiatan
penanaman pohon apa saja dan di mana saja, untuk mencegah terjadinya erosi.
“Bukti kalau lingkungan kita baik
yaitu air sungai ini jernih. Tetapi kalau keruh, berarti lingkungan kita belum
baik. Kalau turun hujan masih terjadi erosi. Untuk itu perlu ada tutupan lahan
sehingga tidak terjadi erosi dan menolong kita untuk menyelamatkan air, “ kata
Djoko Kirmanto.
Embung Pakel Tahap III merupakan tipe
embung urugan tanah dengan daya tampung efektif sebesar 107.163,00 m3.
Daya tampung yang cukup besar, memungkinkan embung untuk jaringan irigasi seluas
186,60 ha yang terdiri dari jaringan irigasi pakel kanan seluas 68,48 ha dan
jaringan irigasi pakel kiri seluas 118,12 ha.
Embung pakel juga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber air baku bagi 6.800 jiwa di daerah tersebut. Sumber dana
pembangunan embung pakel tahap III dari APBN selama 3 tahun anggaran dengan
total nilai Rp 6.795.201.000.
Jembatan Bunder
Sebelumnya
Djoko Kirmanto juga meresmikan jembatan Bunder di kabupaten Gunung Kidul, DIY.
Jembatan dengan bentang 50 meter dan lebar 9 meter ini dibangun dengan dana APBN
2007 sebesar Rp 4,42 miliar. Kontraktor dan konsultan pembangunan jembatan
tersebut masing-masing yaitu PT Adhi Karya dan PT Anugerah Krida Pradana.
Jembatan yang berlokasi pada ruas
Yogyakarta-Wonosari diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas kendaraan
barang dan jasa. Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah V Yusid Thoyib
mengatakan, pengerjaan jembatan tersebut lebih cepat satu bulan dari perencanaan.
Jembatan Bunder tersebut merupakan pengganti jembatan lama yang ada di
sebelahnya karena dinilai sudah tidak layak.
“Jembatan ini juga disertai rest area
yang ada di sebelah kiri dari arah Yogyakarta,” sebut Yusid Thoyib
Selain jembatan Bunder, jembatan lainnya yang
telah selesai dikerjakan pada ruas Yogyakarta-Wonosari ialah jembatan Gawe.
Jembatan dengan 41 meter dan lebar 9 meter ini dikerjakan dengan dana APBN 2007
sebesar Rp 3,32 miliar Kontaktor pengerjaannya ialah PT Margo Tresno Raya dan
konsultannya PT Anugerah Krida Pradana. (mcl/rnd)
SUMBER : http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw010308mcl.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar