Selasa, 19 Juli 2016

jembatan kuala bubon

Menyusuri Aceh di lintasan pantai Barat – Selatan Aceh memang akan memberi sebuah pengalaman dan hal yang baru. Mengingat daerah ini terbentang sangat luas dengan berbagai kultur dan aktivitas masyarakat yang bisa ditemui. Kontur wilayah ini didominasi oleh dataran rendah yang luas dengan hutan, rawa-rawa dan pantai. Selain itu juga bisa ditemukan daerah yang berbukit dan bergunung-gunung. Seperti di Geurutee, Calang, Trans, Tapaktuan, Gunong Kapoe dan Subulussalam.
Jembatan Kuala Bubon | Foto : acehblogger.or.id

Kota-kota di pantai Barat–Selatan masih terbilang kecil, namun pasca tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam, kota-kota di wilayah ini mulai menampakkan perkembangan yang pesat. Hal ini tidak lepas dari makin baiknya sarana transportasi yang melayani wilayah ini, baik transportasi darat, laut maupun udara.

Ada sebuah daerah yang memiliki keunikan dan menarik untuk disinggahi, karena disini rumah-rumah warga berada didalam air, tiang-tiangnya terpancang rapi di dalam air dengan jalan-jalan papan kayu yang menghubungkan ke setiap rumah. Ada sekitar ratusan rumah yang posisinya berada di dalam air, ditambah lagi perahu-perahu yang bersandar di pelabuhan yang tidak jauh dari jajaran rumah-rumah tersebut. Disini kebanyakan warganya menggantungkan hidup pada laut dan kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
 Perumahan Kuala Bubon | Foto : Khairil Kasim

Kuala Bubon, begitulah nama sebuah ibukota kecamatan yang ada di Aceh Barat. Kota kecil yang dekat dengan laut ini, pernah benar-benar hilang pada saat tsunami menerjang. Tidak seperti kebanyakan pusat pemukiman lain yang ada di Aceh, pada umumnya berada di sekitaran pantai, bantaran sungai, lembah, maupun daratan. Disini kebanyakan rumah warga berada di atas perairan muara Kuala Bubon dengan tipe rumah yang seragam.

Bagi yang penarasan dengan bagaimana keramahan penduduk di disini, pengunjung dapat langsung mengunjungi dan berinteraksi dengan masyarakat, sambil mencoba serunya menjelajahi perumahan yang lantainya berada diatas perairan. Hal ini tidak tertutup kemungkinan bagi anda, kerena masyarakat di Kuala Bubon pun juga terkenal akan keramahannya.
 Jalan yang menghubungkan perumahan | Foto : Khairil Kasim

Sebelumnya untuk dapat menuju ke Meulaboh melalui daerah ini, harus menggunakan jasa perahu yang secara swadaya dibuat warga sekitar. Namun sekarang sudah jauh berbeda, kerena sebuah jembatan yang megah telah dibangun dan merupakan salah satu jembatan terpanjang yang ada di Aceh. Dari atas jembatan, para pengunjung dapat melihat dengan leluasa perumahan penduduk yang berjejer rapi didalam air dan hutan rawa yang menghijau sepanjang tahun. Selain itu, disebelahnya dapat disaksikan pantai dan lautan luas.

Bagi yang ingin mendapatkan oleh-oleh, tidak perlu khawatir, karena di Kuala Bubon juga ada oleh-oleh khas. Daerah ini merupakan sentra perikanan Aceh Barat, maka oleh-oleh yang patut dibawa pulang adalah eungkot masen alias ikan asin. Pengunjung dapat memilih tergantung keinginan, tersedia ikan teri, tuna, udang sabu, tongkol, kerapu, cumi atau gurita, semuanya tergantung selera anda.
 Dari atas jembatan Kuala Bubon | Foto : Khairil Kasim

Mungkin terlalu berlebihan jika saya sebutkan Kuala Bubon sebagai “Venesia dari Aceh”. Namun dari daya tarik dan keunikan yang dimiliki oleh daerah ini, kurang lebih sudah dapat mewakili kota Venesia yang ada di Italia, dengan rumah-rumah yang berada di dalam air seperti di Bubon. Selain itu, mengingat tidak ada tempat lain yang serupa dengan daerah ini.[]
 
SUMBER :
 http://www.planetwisata.com/2014/07/kuala-bubon-venesia-nya-aceh.html

Tidak ada komentar: