Jembatan Bentang, Jembatan Layang, Jembatan Gantung Semuanya ada seni dan Karismanya masing-masing(PUTU ADNAN)
Sabtu, 14 Februari 2015
JEMBATAN TERPANJANG DI NTT
Posted on Jan 5, 2015 in Lingkungan, Pariwisata, Transportasi | 0 comments
NTT 2
Penulis berfoto di jembatan terpanjang di NTT [Senin 4/1] (Foto: Yatna)
ITA APULINA TARIGAN. KUPANG. Masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan sangat bangga dengan jembatan rangka baja yang melintang di atas sungai Noelmina. Jembatan yang menghubungkan Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan Kabupaten Kupang ini adalah jembatan terpanjang di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan panjang 240 meter dan lebar 7 meter. Kehadiran jembatan ini membuat sungai Noelmina yang berhulu dari Gunung Mutis dan tebing batunya semakin indah.
Selain sebagai jembatan terpanjang dan menjadi kebanggaan masyarakat NTT, jembatan ini juga adalah salah satu situs bersejarah bagi propinsi ini. Pada tahun 1910, Pemerintah Hindia Belanda mengerahkan penduduk Timor dalam kerja rodi untuk membangun jembatan ini. Sungai Noelmina adalah sungai yang besar, bersahabat di kala kemarau tetapi berbahaya di musim hujan.
Di musim kemarau, dasar sungai menjadi kering; batu-batu dan pasirnya terlihat biasa dan aman untuk dilintasi dengan berkuda ataupun berjalan kaki. Jika musim hujan tiba, air sungai meluap mengalir dengan derasnya. Konon, sebelum jembatan dibangun di atas sungai ini, banyak penduduk Timor yang nekad melintas di musim hujan tewas terbawa arus.
sekutu membom jembatan ini
Kisah Jembatan Noelmina terus berlanjut di jaman pendudukan Jepang. Jembatan ini sangat berguna dan merupakan jalur utama lintas bagi penduduk dan tentara Jepang dari Kupang ke Atambua dan sebaliknya, sehingga kemudian Sekutu membom jembatan ini. Setelah Indonesia merdeka, jembatan ini kemudian diperbaiki dan berfungsi seadanya. Sekedar menghubungkan daerah NTT yang terpisahkan oleh Sungai Noelmina.
Di masa Orde Baru, pada tahun 1987, jembatan ini dibangun dengan konstruksi baja seperti sekarang dan diresmikan pada 14 Maret 1990, oleh Wakil Presiden RI saat itu, yaitu Sudarmono SH. Jika berdiri di sisi jembatan sebelah kiri arah menuju Kota Soe, akan kelihatan bekas jembatan dan pondasi saat pembangunan di masa pemerintahan Hindia Belanda. Lumut-lumut dan rumput yang tumbuh di beton tua itu tidak mengurangi kekokohan bangunan lama.
Selain digunakan sebagai jalan penghubung, jembatan ini juga sering ramai dengan pengunjung yang sekedar melihat-lihat saja dan menatap aliran sungai Noelmina di kala hujan.
sumber :sora sirulo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar