“Jembatan Peneleh”, Bersejarah tapi Terlupakan!
Kawasan Peneleh di
Surabaya Jawa Timur merupakan salah satu tempat bersejarah. Di kawasan
ini Anda akan menemukan kompleks pekuburan milik orang-orang Belanda
jaman dulu.
Tak tanggung-tanggung
usia makam ini sudah mencapai ratusan tahun. Itu bisa kita lihat dari
angka yang terukir pada batu nisan makam. Salah satu makam bahkan ada
yang berangka tahun 1800-an.
Di kawasan Peneleh gang
VI bisa Anda lihat sebuah masjid kuno yang khabarnya merupakan warisan
Sunan Ampel. Masjid yang bernama “Masjid Jamik Peneleh” ini dibangun
pada tahun 1400-an beberapa bulan sebelum Sunan Ampel mendirikan masjid
di kawasan Ampel Denta Surabaya.
Lanjutkan perjalanan Anda
menuju Peneleh gang VII. Di gang ini Anda akan menemukan bangunan cagar
budaya yang dulu pernah digunakan Bung Karno untuk rumah kost beliau.
Rumah tempat indekost Bung Karno ini sebenarnya milik Haji Oemar Said
(HOS) Tjokroaminoto.
Beberapa bangunan lama di kampung Peneleh gang VII
ini tetap terpelihara hingga sekarang. Anda bisa melihat langsung Toko
Buku Peneleh dengan gaya bangunan lama yang koleksi bukunya lengkap.
Di tengah-tengah gang
VII itu terdapat makam tua milik Mbak Singo, seorang pendiri desa yang
semasa hidupnya sangat dihormati dan disegani. Kini makam beliau banyak
diziarahi orang dan dianggap keramat oleh warga sekitar.
Bila Anda berjalan keluar
kampung Peneleh gang VII Surabaya, Anda akan menemukan sebuah jembatan
di atas sungai. Jembatan Peneleh namanya.
Jembatan berpagar besi dan dicat dengan warna merah ini ukurannya memang tak terlalu besar namun sangat bersejarah.
Jembatan Peneleh khabarnya sudah ada sejak
tahun 1900-an. Nama peneleh konon berasal dari kata Pinilih, yakni nama
seorang pangeran (Pangeran Pinilih) penguasa kawasan ini di era Kerajaan
Singosari.
Di masa pendudukan Belanda di Surabaya, di bawah
Jembatan Peneleh mengalir Sungai Peneleh yang kala itu menjadi lalu
lintas perniagaan. Banyak perahu-perahu lalu-lalang melewati sungai ini.
Tak banyak warga Kota Surabaya yang tahu bahwa jembatan yang menghubungkan
kawasan Jalan Gemblongan-Kramat Gantung dengan kawasan Jalan Ahmad Jaiz
(Peneleh-Plampitan) ini termasuk jembatan bernilai sejarah selain
Jembatan Merah yang terkenal itu.
Meski telah mengalami renovasi berulang kali sejak jaman Belanda dulu namun pamor Jembatan Peneleh hingga kini masih terlihat.
Nah, bila
Anda ingin melihat langsung jejak sejarah di kawasan Peneleh Surabaya
ini maka jangan lupa mampir sejenak untuk menikmati pesona Jembatan
Peneleh yang bersejarah itu.
SUMBER ; KOMPASIANA 14 september 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar